Jumat, 11 Mei 2012

Menopause


A.      Konsep Menopause
  1. Pengertian menopause
Sebelum dijelaskan pengertian menopause, perlu dijelaskan mengenai klimakterium. Klimakterium merupakan waktu dimana seorang perempuan melewati tahun-tahun reproduktif ke non-reproduktif beberapa fase dalam klimakterium yang berkaitan dengan menopause yaitu :
a.        Fase pramenopause
Yaitu Fase dimulainya klimakterium berlangsung pada usia 40 tahun, gejala-gejala yang timbul adalah siklus haid yang tidak teratur, pendarahan haid yang memanjang, jumlah darah haid yang banyak dan nyeri haid.
b.        Fase perimenopause
Perimenopause adalah periode gradual yang membuat perubahan menuju menopause. Periode dimana seorang perempuan mengalami beberapa perubahan diantaranya perubahan hormon dimana level hormon menjadi fluktuatif (naik turun). Proses ini dapat terjadi perlahan-lahan selama 5-7 tahun. Pada masa perimenopause , estrogen yang dihasilkan dari indung telur cenderung melambat.
c.        Fase post menopause
Yaitu fase setelah berakhirnya masa menopause dimana individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya berlangsung spada usia 56-60 tahun.
Ada beberapa pengertian mengenai menopause dari para ahli, antara lain :
a.       Menopause menurut Baziat(2003) merupakan kejadian sesaat saja yaitu perdarahan haid yang teratur.
b.      Menopause menurut Nurdin (2006), meupakan perjalanan normal seorang wanita dimana sesuai dengan pertambahan umur, tentunya semua fungsi organ tubuh juga mulai menunjukkan adanya perubahan-perubahan yang signifikan. Salah satunya adalah menurunnya fungsi organ reproduksi yaitu ovarium, dimana pada usia sekitar 45 tahun ditandai dengan keluhan haid yang mulai tidak teratur. Menopause ditandai dengan tidak mendapatkan haid slama 12 bulan setelah hari terakhirnya seorang wanita mendapatkan haid.
c.       Menopause menurut Suparto (2005) merupakan mati haid yang datang pada usia antara 45-55 tahun.
d.      Menurut Yatim (2001), menopause merupakan fase terakhir, dimana perdarahan haid seorang wanita berhanti sama sekali. Fase ini terjadi secara berangsur-angsur yang semakin hari semakin jelas penurunan fungsi kelenjar indung telurnya (ovarium).
e.       Menurut Effendi (2009), yaitu fase dalam kehidupan seorang wanita dimana indung telur tidak lagi melepas telur tiap bulan dan menstruasi berhenti karena menurunya hormon estrogen dan progesteron. Seorang wanita yang menopause tidak lagi mempunyai sel telur yang dapat dibuahi, berlangsung pada usia 48-55 tahun. Selain itu ada perubahan jumlah FSH dan LH yang merangsang pertumbuhan beberapa folikel setiap bulan sejak remaja
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menopause merupakan bagian dari fase klimakterium, fase terakhir masa subur kehidupan seorang wanita, dimana haid berhenti sama sekali akibat penurunan fungsi organ ovarium, terjadi pada rentang usia 45-50 tahun
  1. Etiologi
Menopause terjadi secara fisiologis akibat hilang atau berkurangnya sensitivitas ovarium terhadap stimulasi gonadotropin yang berhubungan langsung dengan penurunan dan disfungsi folikuler. Oosit di dalam ovarium akan mengalami atresia, folikel mengalami penurunan kualitas dan kuantitas folikel secara kritis setelah 20 – 25 tahun sesudah menarche. Oleh karena itu pada fase pramenopause dapat terjadi siklus menstruasi yang tidak teratur, selain itu ketidakteraturan menstruasi juga terjadi akibat fase folikuler pada fase siklus menstruasi yang memendek. (Effendi, 2009).
  1. Patofisiologi
Penurunan hormon estrogen dimulai pada awal masa klimakterium dan makin menurun pada menopause. Penurunan ini menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hypotalamus yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan produksi gonadotropin sehingga membuat pola hormonal wanita klimakterium menjadi hipergonadotropin.
Dengan menurunnya kadar estrogen didalam tubuh maka fungsi fisiologis hormon tersebut akan menjadi terganggu. Perubahan fisiologis sindroma kekurangan estrogen akan menampilkan gambaran klinis berupa gangguan neurovegetatif, gangguan somatik, dan gangguan siklus haid (Effendi, 2009).
  1. Gejala menopause
Gejala-gejala menopause di sebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen atau progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Wanita menopause mengalami berbagai gejala yang sifatnya dapat menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala- gejala yang ringan sampai berat, hal ini adalah normal.
Gejala- gejala yang mungkin di temukan pada wanita menopause adalah:
a.       Hot flashes terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, leher, dada dan punggung, kulit menjadi merah dan hangat di sertai keringat yang berlebihan. Hot flashes di alami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flushes di alami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun.
b.      Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa timbul nyeri.
c.       Gejala psikis dan emosional (kelelahan, mudah tersinggung, susah tidur dan gelisah) bisa di sebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen. Berkeringat pada malam hari menyebabkan gangguan tidur sehingga kelelahan semakin memburuk dan semakin mudah tersinggung.
d.      Pusing, kesemutan dan palpitasi ( jantung berdebar-debar).
e.       Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (beser).
f.       Peradangan kandung kemih atau vagina.
g.      Libido menurun
h.      Osteoporosis atau pengeroposan tulang. Tulang sebagai penyangga utama tubuh, karena proses penuaan dapat terjadi pengurasan kalsium tulang sehingga menjadi keropos dan mudah patah. Tempat yang paling banyak terjadi patah tulang adalah pada persendian tulang paha, sekalipun jatuh tidak terlalu keras. Diketahui bahwa kalsium sebagai bahan tulang dalam sistim metabolismenya dipengaruhi oleh hormon paratiroid, estrogen, vitamin E dan D.
Sedangkan menurut Manuaba(1999), keluhan-keluhan akibat penurunan hormon estrogen dapat digolongkan sebagai berikut:
a.       Keluhan psikologis
Keluhan psikologis yang terjadi pada wanita menopouse diantaranya :
1)      Menurunnya kemampuan berpikir dan ingatan sehingga menimbulkan penyakit pikun atau yang biasa disebut Alzheimer.
2)      Gangguan emosi berupa rasa takut bila disebut tua, rasa takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat emosional dan spontan, merasa tertekan dan sedih tanpa diketahui penyebabnya.
3)      Rasa takut akan kehilangan suami, anak dan ditinggalkan sendiri.
4)      Keinginan seks menurun dan susah untuk dirangsang.
b.      Keluhan fisik
Tidak semua keluhan fisik dapat terjadi pada wanita menopause, tetapi keluhan dominan dan sering dijumpai yaitu:
1)      Jantung dan pembuluh darah
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah meliputi, kulit terasa kering, keriput dan longgar dari otonya oleh karena turunnya sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk berwarna merah (hot fluese) mudah berdebar-debar, terjadi tekanan darah tinggi yang dapat berlanjut ke penyakit jantung koroner.
2)      Alat kelamin
Keluhan yang dirasakan mengenai alat kelamin meliputi, liang senggama terasa kering, sulit merasa rangsangan karena sensitivitasnya sudah menurun, epitel liang senggama dan sekitarnya menipis sehingga mudah terjadi infeksi, dalam melakukan hubungan seks sering terasa sakit (dispareunia), elastisitas sudah menurun sehingga terasa longgar.
3)      Sistem hormonal
Secara menyeluruh sistem hormonal sudah menurun fungsinya sehingga mempengaruhi metabolisme tubuh yang juga cenderung menurun. Oleh karena itu diperlukan perhatian terhadap pola makan yang sebaiknya menjurus ke arah vegetarian. Penyakit metabolisme yang dapat terjadi pada masa menopouse adalah cepat menjadi gemuk, kelebihan bahan makanan disimpan dalam bentuk  lemak di bokong, peyudara dan perut.
4)      Fungsi saraf
Pada usia lanjut, keluhan saraf disebabkan oleh karena terjadi degenerasi sel saraf dan sel otak sehingga menimbulkan manifestasi klinik. Pada panca indra mengalami kemunduran fungsinya sehingga perlu perhatian, penglihatan, dan pendengaran kurang berfungsi sehingga memerlukan bantuan alat untuk meningkatkan fungsinya.
5)      Fungsi motorik
Keluhan fungsi motorik meliputi, otot  sudah mulai lemah untuk memegang atau mengambil barang, koordinator sudah kurang tepat dan pegangan sering lepas, gerakan otot  mulai sulit dikendalikan sehingga sering gemetar, dalam keadaan diam dengan tidak terasa tangan serta kaki bergerak sendiri (tremor). Artikulasi suara mengalami gangguan sehingga sering keseleo dalam berbicara.
6)      Fungsi sensorik
Keluhan saraf sensorik sering dikemukakan terdapat gangguan pada rasa tidak enak, kram atau sakit, gejala ini timbul pada saat berdiam diri dan akan menghilang bila digerakkan, kemunduran fungsi saraf menyebabkan gangguan sirkulasi darah, terdapat gangguan rasa perabaan karena saraf peraba mengalami kemunduran fungsi.
7)      Fungsi tulang
Tulang sebagai penyangga utama tubuh, karena proses penuaan dapat terjadi pengurasan kalsium tulang sehingga menjadi keropos dan mudah patah. Tempat yang paling banyak terjadi patah tulang adalah pada persendiaan tulang paha, sekalipun jatuh tidak terlalu keras. Diketahui bahwa  kalsium sebagai bahan tulang dalam sistem metabolismenya dipengaruhi oleh hormon paratiroid, estrogen vitamin E dan D

  1. Penatalaksanaan menopause
Dalam penatalaksanaan menopause unsur yang terpenting adalah merubah pola hidup dengan memodifikasi gaya hidup seperti perbaikan nutrisi, olah raga dan menghilangkan stres dan depresi, sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas hidup, baik dalam keseharian dan juga dalam kehidupan seksual.
  1. Pengobatan menopause
Pengobatan yang dapat dilakukan oleh menopause yaitu bagi mereka yang mengalami keluhan dan ingin menguranginya dalam hal ini dapat menggunakan TSH (terapi sulih hormon), tidak semua wanita menopause perlu menjalani terapi sulih hormon (TSH). Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk:
a.       Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan.
b.      Membantu mengurangi kekeringan pada vagina.
c.       Mencegah terjadinya osteoporosis.
Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintesis. Estrogen sintesis ratusan kali lebih kuat di banding estrogen alami, sehingga tidak secara rutin di berikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flushes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang rendah, dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah diantaranya sakit kapala. Krim estrogen bisa di oleskan pada vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan untuk mengurangi nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Biasanya TSH tidak di berikan kapada wanita yang menderita:
a.         Pernah menderita kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut.
b.         Perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti.
c.         Penyakit hati akut.
d.        Penyakit pembekuan darah
  1. Nutrisi pada Menopause
Nutrisi berperan penting dalam peningkatan respons  imun. Wanita menopause rentan terhadap gangguan gizi buruk (undernutrition), disebabkan oleh faktor fisiologi dan psikologi yang mempengaruhi keinginan makan dan kondisi fisik serta ekonomi. Gizi kurang pada menopause disebabkan oleh berkurangnya kemampuan penyerapan zat gizi atau konsumsi makanan bergizi yang tidak memadai. Konsumsi protein dan asam amino yang tidak cukup mempengaruhi status imun karena berhubungan dengan kerusakan jumlah dan fungsi imun, serta penurunan respons antibodi (Muchtaromah, 2010). 
Nutrisi dan mineral-mineral yang dapat meningkatkan sistem imun wanita menopause antara lain :
a.    Beta-glucan.
Adalah sejenis gula kompleks (polisakarida) yang diperoleh dari dinding sel ragi roti, gandum, jamur (maitake). Hasil beberapa studi menunjukkan bahwa beta glucan dapat mengaktifkan sel darah putih (makrofag dan neutrofil).
b.    Protein
          Lebih efektif dalam memelihara fungsi imun tubuh dan penurunan infeksi pasca-pembedahan, penyembuhan luka dan sekresi hormon prolaktin, insulin, growth hormon. Glutamin, asam amino semi esensial berfungsi sebagai bahan bakar dalam merangsang limfosit dan makrofag.
c.    Lemak.
Peran lemak penting dalam membentuk antibodi, defisiensi asam linoleat (asam lemak omega 6) menekan respons antibodi dan kelebihan intake asam linoleat menghilangkan fungsi sel.
d.   Mikronutrien (vitamin dan mineral). 
          Vitamin yang berperan penting dalam memelihara sistem imun tubuh menopaause     adalah vitamin A, C, D, E, B6, dan B12. Mineral yang mempengaruhi kekebalan tubuh adalah Zn, Fe, Cu dan asam folat.

1 komentar:

  1. titanium arts
    TATONIC ART CUSTOMING · TATONIC ROCKING ford fusion titanium T-TATONIC 나비효과 ROCKING T-TATONIC ROCKING T-TATONIC. apr casino This unique and original design wooricasinos.info is crafted with 1xbet 먹튀 the use of sustainable

    BalasHapus